Berhasil majunya Khofifah dan Herman dalam pertarungan kursi nomor satu di Jatim membuat kubu Partai Kebangkitan Bangsa semakin bersemangat untuk mendukung pasangan calonnya. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar memerintahkan seluruh kader PKB untuk mendukung pasangan Khofifah-Herman. PKB akan menjatuhkan sanksi organisasi kepada kader yang tidak memberikan dukungan.
Menarik melihat pertarungan perebutan kursi Gubernur Jatim karena ini akan menentukan peta kekuatan pada Pemilihan Umum 2014. Kita tahu Pulau Jawa merupakan basis utama pemilih dalam pemilu mendatang dan Pemilihan Kepala Daerah Jatim merupakan pilkada terakhir di Pulau Jawa yang masih tersisa.
Kita tahu ada enam provinsi yang ada di Pulau Jawa. Peta kekuatan politik sekarang ini dua dikuasai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yaitu DKI Jakarta dan Jawa Tengah, dua oleh Partai Golongan Karya yaitu Banten dan Yogyakarta, serta satu oleh Partai Keadilan Sejahtera yaitu Jawa Barat.
Sebagai pemenang Pemilu 2009, kita melihat bagaimana seriusnya Partai Demokrat untuk bisa memenangi wilayah itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum Partai Demokrat secara khusus memilih safari ramadan ke Jatim. Perjalanan itu bukan hanya dimaksudkan untuk safari ramadan, tetapi mendukung pasangan petahana Soekaro-Syaifullah Yusuf untuk bisa kembali memimpin Jatim.
Posisi Partai Demokrat bisa berbahaya apabila tidak mampu merebut Jatim. Kegagalan di wilayah itu akan membuat partai berkuasa ini benar-benar tidak mempunyai basis di wilayah yang paling banyak pemilihnya.
Namun perjuangan Partai Demokrat tidaklah mudah. PKB yang menyadari basis utama mereka adalah Jatim, tidak mau kehilangan wilayahnya. Kegagalan mereka untuk memenangi Jatim pada Pemilu 2009 lalu membuat PKB tidak ubahnya seperti partai gurem.
Itulah yang membuat PKB tidak lagi memperhatikan Partai Demokrat yang merupakan koalisinya di pemerintahan. PKB yang selama ini menurut saja kepada Partai Demokrat, tidak mau lagi berada di bawah bayang-bayang Partai Demokrat. Meski dengan jumlah suara yang terbatas, mereka maju untuk mendukung Khofifah dan Herman guna bersaing dengan pasangan dari Partai Demokrat.
Satu hal yang menarik untuk diperhatikan, PKB mencoba membangun kembali hubungan mereka dengan Nahdlatul Ulama. Dalam pertarungan perebutan kursi gubernur di Jatim, NU memiliki kepentingan yang sama untuk menjadikan Khofifah sebagai orang nomor satu di sana.
Setelah selama ini dimarginalkan karena perseteruannya dengan Gus Dur, PKB harus mampu merangkul NU apabila ingin kembali menjadi partai politik yang disegani. Perebutan kursi Gubernur Jatim bisa menjadi momentum bagi PKB untuk merajut kembali hubungan mereka dengan NU dan para Nahdliyin.
Muhaimin pasti merasakan bahwa PKB tidak akan ada apa-apanya apabila tidak didukung oleh NU. Daripada membuang energi yang tidak perlu untuk berseteru dengan NU, maka lebih baik bagi PKB untuk berbaikan dengan NU. Dengan dukungan dari NU, maka PKB berpeluang untuk menguasai kembali basis mereka di Jatim.
Hanya saja bukan hanya PKB dan Partai Demokrat yang mengincar Jatim. PDI Perjuangan yang disebut-sebut paling berpeluang memenangi Pemilu 2014, juga mengincar Jatim. Apabila mereka bisa memenangi Pilkada Jatim, maka semakin besarlah peluang mereka untuk menjadi pemenang pemilu dan menyusun pemerintahan.
Selain pusatnya kaum Nahdliyin, Jatim merupakan basis nasionalis. Pada Pemilu 1999 dan 2004, PDI Perjuangan merupakan pesaing utama PKB untuk mendulang suara dari Jatim. Dukungan pemilih fanatik itulah yang diandalkan PDI Perjuangan, yang menempatkan mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono sebagai calon gubernur andalan mereka.
PDI Perjuangan bisa berharap untuk mencuri suara dari persaingan antara Soekarwo dan Khofifah. Terpecahnya suara Nahdliyin bisa menguntungkan Bambang DH yang mendapat dukungan suara dari kelompok nasionalis.
Dengan peta seperti itu, Pilkada Jatim menjadi menarik untuk diperhatikan. Kecerdikan dari para calon dan juga partai politik dalam menyusun taktik dan strategi akan menentukan siapa yang akhirnya akan memenangi pertarungan pada pilkada terakhir di Pulau Jawa.
sumber:metrotvnews.com